28 Mei 2013

ABORSI YANG TIDAK AMAN DAN BETAPA MENGERIKAN MELAKUKAN ITU...!!!

Sebagian besar perempuan yang sudah melakukan upaya aborsi tak aman karena tidak tahu kemana harus mencari pertolongan dan terlambat menyadari bahwa dirinya hamil. Akhirnya, berbagai cara tidak aman pun berani ditempuh.
Pada dasarnya aborsi adalah prosedur kesehatan yang aman bila dilakukan oleh petugas kesehatan yang profesional dengan menggunakan metode yang aman dan steril. Namun aborsi bukanlah suatu prosedur medis yang sederhana. Jika dilakukan secara sembarangan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius hingga kematian.
Berdasarkan studi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) berikut beberapa cara tidak aman yang banyak dilakukan:
 
 
 
1. Jamu-jamuan
Apapun dilakukan untuk terminasi (aborsi) walaupun caranya tidak aman. Banyak yang mencoba terminasi dengan jamu-jamuan. Jamu-jamuan kan nggak ada aturannya. Ini seharusnya peran pemerintah, mengapa aborsi tak aman tidak diperbolehkan tapi seperti jamu-jamuan itu tidak ada aturannya. Jadi seolah-olah mudah sekali mencari cara untuk aborsi karena itu banyak dijual bebas di toko obat. Seharusnya penjualan jamu-jamu seperti itu juga diatur.
 

 
 

2. Obat anti prostaglandin
Prostaglandin adalah sejenis bahan kimia yang terjadi secara alami dalam tubuh yang mengatur ketegangan otot, termasuk kontraksi dan relaksasi otot. Obat ini biasanya harus dihindari oleh wanita hamil karena bisa memicu kontraksi rahim.
Sayangnya, obat-obat yang dilarang untuk wanita hamil justru dimanfaatkan oleh wanita yang mengalami kehamilan tak diinginkan untuk praktek aborsi tidak aman.
 
 
 
3. Makan nanas muda, pepaya muda dan ragi
Meskipun belum ada penelitian secara ilmiah, tapi buah nanas muda, pepaya muda dan ragi banyak dijadikan media untuk aborsi tidak aman. Ketiga makanan ini dipercaya dapat merangsang kontraksi sehingga dianggap dapat menggugurkan kandungan.
Makan nanas muda dan lada juga banyak dijadikan praktek aborsi tidak aman.
 
  
 
4. Memasukkan batang pohon ke dalam vagina

Ini termasuk praktek aborsi yang ekstrem. Batang pohon yang biasanya digunakan adalah batang pohong singkong, yang dipercaya dalam menggugurkan kandungan. Namun praktek ini sangatlah berisiko, selain menyebabkan infeksi, kerusakan leher rahim, kerusakan organ, pendarahan bahkan kematian.
 
 
 
5. Loncat-loncat dan minum soda Loncat-loncat dan minum soda juga banyak dilakukan wanita untuk menggugurkan kehamilan yang tidak diinginkan.
Sebenarnya bukan masalah legal atau tidaknya. Yang perlu ditekankan seharusnya pemerintah menunjuk tempat aborsi yang aman, ya terserah mau punya pemerintah, swasta atau LSM, yang kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan sehingga wanita-wanita menikah ini tidak melakukan praktek aborsi yang tidak aman.
RESIKO ABORSI
Menurut Aborsi.Org bahwa setiap perempuan yang melakukan aborsi akan mendapatkan 19 Resiko dari Aborsi tersebut yang diantaranya terbagi 2 macam resiko kesehatan yaitu :

1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis

Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
  1. Kematian mendadak karena perdarahan hebat
  2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
  3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
  4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
  5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
  6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
  7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
  8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
  9. Kanker hati (Liver Cancer)
  10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan perdarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
  11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
  12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
  13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
  1. Kehilangan harga diri
  2. Berteriak-teriak histeris
  3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
  4. Ingin melakukan bunuh diri
  5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
  6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
Diluar hal-hal tersebut di atas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak akan hilang selama bertahun-tahun atau mungkin bahkan sepanjang masa hidupnya.

Di bawah ini ada foto - foto dari hasil aborsi, bagi yang tak tahan melihat, sebaiknya tak perlu melihat sama sekali foto - foto ini, karena sangat mengerikan.

Foto - foto hasil aborsi ini mulai dari bayi berusia 2 minggu, sampai bayi yang sudah berusia 9 bulan.
 
 
 
 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
BERFIKIRLAH BERULANG KALI SEBELUM MELAKUKAN ABORSI,
KARENA PERBUATAN INI MELANGGAR NORMA AGAMA DAN HUKUM
YANG BERLAKU.
HIDUP ITU INDAH, MAKA BERIKANLAH KESEMPATAN KEPADA MAHLUK KECIL
TAK BERDOSA UNTUK MENGHIRUP NAFASNYA DENGAN LELUASA DI DUNIA INI.